Kenapa Doa Tidak Kunjung Dikabulkan

doa supaya keinginan cepat dikabulkan allohIni adalah kenyataan yang nampaknya tidak mengenakkan di tengah janji Nya bahwa Dia mengabulkan doa hamba-hamba Nya. Tetapi hal ini memamng ada,kenapa bisa terjadi? Apa yang harus dievaluasi?

Ada banyak sebab doa kita di tolak,diantaranya:

Makan dan Minum dari yang Haram
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu,dia berkata:
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan, seorang laki-laki yang panjang perjalanannya,berambut kusut,berdebu,dan mengadahkan tangannya ke langit: “Ya Rabb…Ya Rabb…,tetapi dia suka makan yang haram,minum yang haram,pakaiannya juga haram,dan dikenyangkan dengan yang haram. Maka,bagaimana doanya bisa dikabulkan?” (HR.Muslim No.1015)

Tergesa-gesa dalam Berdoa
Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, dia berkata: sesungguhnya Rasullulah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Doa salah seorang di antara kalian pasti akan dikabulkan selama dia tak tergesa-gesa, yaitu dia mengatakan: Saya sudah berdoa akan tetapi belum dikabulkan.” (HR.Bukhari No.6340)
Bukan hanya itu,dia juga tidak menjaga adab-adab doa yang lainnya.

Meninggalkan Kewajiban
Dari Huzaifah Radhiallahu Anhu dari Nabii Shallallahu Alaihi wa Sallam beliau bersabda,”Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian harus betul-betul memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari mungkar, kalau tidak maka betul-betul dikhawatirkan Allah akan menjatuhkan kepada kalian semua siksaan dari Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya akan tetapi Dia tidak mengabulkannya.” (Hr. At Tirmidzi No. 2169,katanya: hasan)
Hadits ini menyebutkan bahwa meninggalkan salah satu kewajiban salah satu kewajiban agama yakni kewajiban untuk amar ma’ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran),merupakan salah satu penyebab ditolaknya doa.

Menjalankan Larangan dan Maksiat
Inilah keanehan manusia.Ketika mereka membutuhkan sesuatu atau dalam keadaan sulit,mereka mencari-cari Tuhannya,mereka memohon dan menangis,serta mengakui semua kesalahan dan kelemahan.Tetapi ketika kesulitan hilang, mereka melupakanNya dan kembali maksiat kepadaNya.Bagaimana yang seperti ini dikabulkan doanya?

Ada jawaban sangat bagus dari Imam Ibrahim bin Adham Rahimahullah atas pertanyaan ini.Ketika beliau ditanya kenapa doa tidak dikabulkan dia menjawab:

1.Seseorang yang meyakini adanya Allah, tetapi ia tidak menunaikan hak-hak Nya.

2.Seseorang yang telah membaca (mengerti) kitab Allah, tetapi tidak mengamalkannya

3.Seseorang yang mengetahui bahwa syetan adalah musuhnya yang nyata, tetapi ia justru mengikuti langkah-langkahnya.

4.Seseorang yang mengaku mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tetapi meningglakan atasar dan sunnahnya.

5.Seseorang yang mencita-citakan surga namun meningglakan amalan-amalan masuk surga

6.Seseorang mengatakan takut adzab neraka, tetapi ia tidak berhenti melakukan dosa dan maksiat

7.Seseorang yang yakin tentang kepastian datangnya ajal,tetapi ia tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.

8.Seseorang yang sibuk dengan aib dan cacat orang lain,tetapi ia

9.Seseorang yang memakan rizki Allah,tetapi tidak mensyukurinya.

10.Seseorang yang mengubur orang mati, tetapi ia tidak mengambil pelajarannya dari padanya

5.Alla Ta’ala Sedang Menguji Hambanya
Sebenarnya Allah Ta’ala punya banyak cara untuk menguji keimanan hamban Nya,di antaranya dengan tidak dikabulkannya doa, khususnya di dunia.Apakah dengan itu dia semakin beriman atau lari dari Nya.

Hamba yang mukmin dan shabirin(sabar) akan meyakini bahwa Allah Ta’ala punya rencana lain untuknya, dan itu pasti lebik baik. Sebab Dia lebih tahu di banding hamba Nya sendiri tentang apa yang terbaik bagi hamba Nya.Hamba minta A, Allah ‘Azza wa Jalla memberinya B, dan B itu ternyata baik baginya. Atau, Allah Ta’ala menundanya sebagai ujian kesabaran dan sekaligus memang itulah momen yang pas baginya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu,padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi(pula) kamu menykai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al Baqarah (2): 216)


melupakan cacat dan aibnya sendiri.

You May Also Like